Langsung ke konten utama

Mesin Pemotong Serbaguna dari Pasir Agung


Mencoba memecahkan kendala bisnis kerupuk sang ibu, Rudianto dari Rokan Hulu ciptakan alat pemotong serbaguna. Alat ini memangkas waktu pengolahan bahan baku.



Sebuah mesin kuning setinggi 1 meter berdiri di depan sebuah stand Pameran. Stand ini milik Pemerintah Provinsi Riau dalam memeriahkan Pameran Ritech Expo di Komplek Rumah Dinas Gubernur Riau.

Alat ini merupakan alat pemotong serbaguna dari desa Pasir Agung, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu.

Banyak masyarakat desa Pasir Agung yang memiliki usaha di bidang pengolahan tepung/singkong menjadi kerupuk. Bermula dari harga hasil kebun yang menurun, beberapa dari petani mulai beralih ke usaha ini.

Dua tahun usaha berjalan, permintaan atas kerupuk semakin besar.

Para pengusaha mulai kewalahan dalam memenuhi pesanan. Kendalanya, proses pemotongan bahan baku kerupuk tersebut memakan waktu yang lama, sementara tenaga kerja tak bertambah. “Kalau ada pesanan bisa sampai jam 2 malam dengan dua atau tiga tenaga kerja,”ujar Endro Prayitno, Pendamping desa di desa Pasir Agung.



Endro mulai melakukan kunjungan ke tempat usaha kerupuk di desa.

Ia berjumpa dengan Susanti, salah seorang pengrajin kerupuk. Saat itu juga ada Rudianto, anaknya yang juga ahli mekanik bengkel motor. Dari diskusi Endro, Rudianto dan ibunya, timbul ide untuk membuat mesin pemotong serbaguna.

Sasaran dari mesin ini adalah sentra – sentra industri skala rumah tangga. Mesin ini nantinya dibina Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Bangun Purba. Untuk konsep awal pembuatan mesin pemotong ini  berasal dari pengalaman Rudiyanto di bengkel motor dan las, yaitu untuk membuat pendorong bahan baku ke pisau pemotong dengan cara mempelajari cara kerja sepeda motor dalam menjalankan kedua roda dari satu mesin.

Rudianto dan tim Posyantek mulanya lakukan kunjungan langsung ke sentra – sentra pengolahan kerupuk yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Sebab di sana banyak sentra usaha itu.

Rancangan mulai disiapkan, Bahan-bahan pun dikumpulkan mulai dari Besi Plat siku, besi plat setrip, bearing, gir, rantai, baut, seng plat, belting dan dinamo.

Besi yang dikumpulkan dilas dan dijadikan kerangka mesin. Kerangka ini akan menyatukan pisau pemotong, pendorong otomatis dan sumber tenaga.

Setelah kerangka siap, dinamo, dudukan pisau dan dudukan bahan baku dipasang di kerangka. Selanjutnya, gir pembagi putaran dinamo diletakkan. Satu ke arah mesin pemotong, dan satu lagi ke arah pendorong otomatis. Terakhir, mata pisau dan baki penampung hasil dipasang.
Untuk sumber penggerak berupa dinamo, mesin ini  menggunakan produk bertenaga 0,5 HP yang sangat mudah ditemukan dan tidak pernah mengalami masalah dalam pengoperasionalnya. Rudianto dan tim baru berhasil mengoperasikan mesin ini pada percobaan yang keenam kalinya.
Juli 2016, Junaidi, Kepala Seksi PSDA dan TTG Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Riau melakukan kunjungan kerja ke kecamatan Bangun Purba. Disana ia awalnya melirik Alat pemisah madu di desa Rambah Jaya untuk diikutsertakan dalam lomba Teknologi Tepat Guna.

“Di rumah ada alat pak”, ujar salah seorang anggota Posyantek.
Junaidi tertarik dan langsung datang ke Pasir Agung untuk melihatnya.
“Tolong Fasilitasi makalah, harus selesai dalam dua hari,” ucap Junaidi.

Endro dan Rudianto pun mulai menyusun proposal dan diantar dua hari kemudian.
Beberapa minggu setelah proposal dikirm, Endro diberitahu bahwa Mesin Pemotong Serbaguna dari Pasir Agung diikutsertakan dalam lomba TTG mewakili Rokan Hulu di Taluk Kuantan. Disini mereka mendapat juara tiga.

Beberapa bulan kemudian, Mesin ini diikutkan lomba di Hotel Mona, Pekanbaru yang dilaksanakan Dinas PMD Provinsi Riau. Disini mesin ini mendapat juara satu. Oleh karenanya, Mesin ini akan dikirim di Lomba TTG Nasional mewakili Riau di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Jelang keberangkatan ke Mataram, Rudianto memodifikasi mesin pemotong ini.
Modifikasi dilakukan dengan menguatkan keamanan dalam penggunannya. Jaring stainless dipasang. Tujuaanya, tangan tidak masuk ke dalam, tetapi pergerakan bahan yang diproses dapat dilihat.
Bobotpun mulai dikurangi, dari 90 Kg menjadi 70 Kg. Awalnya besi yang digunakan adalah besi bekas, gir pun berasal dari sepeda gunung. “Ketebalannya ada lima tingkat, dari sepeda semuanya. Setelah besi platnya diganti, bobotpun dapat dikurangi”,ucap Hendro.

Sebelum diberangkatkan, mesin ini diuji terlebih dahulu di Laboratorium Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau. Uji yang dilakukan berupa uji las dan Uji bising.

Uji las gunanya untuk menilai seberapa kuat besi yang menopang. Kalau tidak kuat ia bisa patah. Sedangkan uji bising untuk menilai tingkat kebisingan yang diciptakan alat ini. Menurut aturan, mesin untuk rumah tangga tidak boleh bising.

Mesin pemotong Serbaguna mampu meningkatkan kapasitas produksi hasil potongan sampai 60 Kg/Jam, peningkatan ini membuat tingkat efisiensi waktu pengerjaan semakin singkat, sehingga pengusaha pembuat kerupuk dapat mempergunakan waktu luangnya untuk keluarga ataupun untuk menguji coba jenis – jenis kerupuk lain yang akan dikembangkan selain menggunakan singkong sebagai bahan bakunya.
Selain itu keuntungan dari alat ini adalah dapat membantu pengrajin industri kerupuk untuk membuat beragam variasi kerupuk yang ingin dibuat, mulai dari keripik singkong sampai potongan emplang. Dengan adanya engkol pemutar yang ditaruh disamping mesin, alat ini juga dapat digunakan di daerah yang sering mengalami pemadaman listrik.
Alat ini sudah 3 kali dimodifikasi. Alat Generasi yang keempat ini telah terjual kepada pengrajin kerupuk di Bangun Purba. Kini, Mesin ini masih direncanakan pengurusan patentnya oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Rokan Hulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wewenang Mengatur Adat Istiadat Pada Khalifah Kuntu

Bangunan Simetris itu terlihat berbeda dari bangunan di sekelilingnya. Atapnya berbentuk limas yang diberi dua kubah di atasnya. Bangunan ini menjadi dua bagian yang berbeda setelah dilakukan renovasi pada 2010. Pasalnya pembangunan hanya menyentuh bagian depan sementara bagian belakang masih terlihat seperti bangunan lama. Ia lah sebuah bangunan yang dikenal masyarakat sebagai Istana Kerajaan Gunung Sahilan. Terletak di Kecamatan Gunung Sahilan yang sekarang menjadi bagian wilayah administrasi Kabupaten Kampar. Kecamatan Gunung Sahilan merupakan pemekaran dari kecamatan Kampar Kiri. Sekarang istana ini dijaga oleh Azirman yang menikahi Sarbiati, cucu dari raja terakhir, Tengku Sulung. Dalam buku Sejarah Adat Istiadat Kampar Kiri yang ditulis Tengku Haji Ibrahim, Sekretaris Kerajaan Gunung Sahilan pada 1939, Raja pertama Kerajaan Gunung Sahilan merupakan keturunan Raja Pagaruyung, bernama Tengku Yang Dipertuan Bujang Sakti bergelar Sultan Panyubayang. Memerintah pada tahun 1700 h...

Dua kali diundang, Dua kali diminta pulang

  Dalam sepuluh hari terakhir, BEM Unri bikin dua konsolidasi. Keduanya mengundang seluruh kelembagaan se-Universitas Riau. Di kedua pertemuan itu perempuan yang hadir diminta tak ikut serta. Alasannya perempuan dilarang berkegiatan di Sekre BEM dan DPM Unri lewat dari pukul enam sore. Sebenarnya saya tak berniat membuat balasan dari tulisan saudara Randi, karena Tulisan Randi mengupas tulisan yang dituliskan Wilingga. Lebih baik lagi jika Wila yang juga membalasnya. Tulisan Wila menyoal pelarangan perempuan ikut rapat di malam hari.   Namun, Ada poin-poin yang harus saya jelaskan mengenai tulisan Randi. Terutama poin kedua. (tulisan dapat dibaca di http://bahanamahasiswa.co/2018/09/05/paradoksnya-sikap-bem-unri-soal-demokrasi/ ). Kami memprediksi dari awal, akan ada opini balasan dari pengurus BEM yang tengah aktif saat ini. Ternyata yang mengeluarkan opini ialah Randi yang telah menjadi Alumni di UNRI, bukan Randi Presiden Mahasiswa. Judulnya Jangan Jadikan Ge...

Perjalanan Sapiens Dari Saat hidup Nomaden Hingga Masa Sains Modern

Homo Sapiens merupakan kelompok mamalia yang   memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan istilah biologi terhadap manusia modern saat ini. Hewan-hewan yang sangat mirip manusia modern muncul pertama kali diperkirakan sekitar 2,5 juta tahun yang lalu di Afrika Timur. Peneliti menyebutnya Australophitecus , yang berarti kera selatan. Kemunculan hewan-hewan tersebut hanya bertahan hingga 10000 tahun terakhir. Sapiens merupakan satu-satunya spesies dari genus homo yang tersisa. Sapiens sendiri diperkirakan sejak 100.000 tahun terakhir. Menurut Yuval Noah, ada tiga Revolusi penting dalam membentuk jalannya sejarah Sapiens hingga sekarang, yaitu : Revolusi Kognitif, Revolusi Pertanian dan Revolusi Sains. Revolusi Kognitif dimulai sekitar 70.000 tahun silam. Ini ditandai dengan kemunculan cara-cara baru berpikir dan berkomunikasi. Peneliti percaya bahwa mutasi-mutasi genetik tanpa sengaja mengubah sambungan-sambungan di dalam otak Sapiens, memungkinkan mereka ber...